Mandarin sebagai Representasi Budaya Tiongkok
Author: Dr. Anitasa Dewi, S.S., M.Si
Abstract Bahasa adalah sarana komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pemikiran, niat, dan tujuan kepada orang lain yang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri. Selain itu bahasa adalah salah satu aspek budaya. Dalam makalah ini saya ingin membahas bahasa Mandarin sebagai representasi budaya Tiongkok di mana pentingnya peran pemerintah Tiongkok mendorong Mandarin untuk dapat dipelajari oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu mereka telah mendirikan Pusat Bahasa Mandarin (Confucius Institute) di berbagai negara di dunia dengan tujuan masyarakat dunia mengenal budaya Tiongkok.
Keywords: representasi, budaya Tiongkok, Confucius Institute
Full text: PDF
References :
[1] Baker Chris. Cultural Studies Teori dan Praktik. Bentang, Yogyakarta, 2000 [2] Hall, Stuart. The Question of Cultural Identity. Dalam Stuart Hall, David Held & Tony Mcgrew (eds). Modernity and it’s future. Cambridge: Polity Press in association with Open University, 1992 [3] Mu Xuequan , “China says U.S. directive on Confucius Institutes “may harm friendship” , Xinhua , 24 Mei 2012 [4] Hall, Stuart dalam Woodward, Kathryn (ed.), Identity and Difference. Sage Publications, London, 1997 [5] Sutrisno, Mudji & Hendar Putranto (ed.) Teori-Teori Kebudayaan, Kanisius, Yogyakarta, 2005 [6] Sun Hao , ” U.S. Departement Clarifies Directive on Confucius Institutes” , Xinhua , 25 Mei 2012 [7] Countrymeters.info/en/China [8] http://english.hanban.org/node_10971.htm [9] http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter18/chapter180104.htm
ISBN : 978-602-51169-6-4
Program Studi Sastra Tiongkok
Universitas Al Azhar Indonesia
2018